sekolah impian



            Sekolah Impian
            Sekolah adalah tempat para siswa belajar. Setiap sekolah formal, siswa akan dikenalkan dengan seseorang yang disebut guru. Seorang tenaga pendidik yang memiliki pengetahuan diatas rata-rata dan kemampuan mengajar. Setiap siswa memiliki kemampuan intelektual yang berbeda-beda. Dalam hal ini dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan para tenaga pengajar.
Guru harus pandai membaca keadaan dan suasana hati siswa, sebab kejenuhan sering kali menghampiri siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Bayangkan hampir seluruh waktu siswa dalam sehari dihabiskan disekolah. Sekolah - rumah - pekerjaan rumah - belajar - tidur – sekolah. Pagi-pagi harus berangkat sekolah dengan mempelajari beberapa bidang mata pelajaran, belum lagi sepulang sekolah harus mengevaluasi pelajaran yang telah diajarkan. Jika ada pekerjaan rumah, maka pekerjaan rumah menjadi tugas tambahan. Otomatis waktu istirahatpun berkurang dan waktu untuk menghibur diripun tidak ada. Banyak sekali pelajaran yang dipelajari, namun hanya beberapa saja yang di UNkan. Alasan ini sering kali menjadi penyebab mudah lunturnya semangat siswa dalam belajar.
Jika metode pembelajaran yang di gunakan oleh guru hanya begitu saja, maka keberhasilan pendidikan bukan tidak mungkin tidak akan tercapai. Keinginan setiap anak dikelas pasti menginginkan pengajar yang asik dan pengertian. Asik dalam hal dia tidak terlalu serius, ataupun bisa diajak bercanda. Namun, sekarang ini banyak guru yang hanya merasa tugasnya hanya mengajar. Memberi pelajaran, selebihnya itu urusan anak dengan orang tuanya. Padahal hampir seharian anak berada di sekolah. Dan kepribadian anak juga tergantung bagaimana dia di sekolah, dan bagaimana prilakunya terhadap teman-teman dan guru.
Suasana kelas dan lingkungan sekolah yang bersih, nyaman dan kondusif menjadi faktor kedua demi tercapainya sekolah impian. Hal ini dapat memudahkan siswa untuk menyerap ilmu lebih banyak, mereka akan lebih betah berada di kelas daripada bolos keluar dari lingkungan sekolah. Diantaranya dapat dilakukan dengan pengadaan taman sekolah, melengkapi setiap kelas dengan peralatan kebersihan yang memadai dan menempelkan slogan-slogan kebersihan disetiap sudut sekolah, dengan begitu siswa selalu merasa diingatkanan oleh slogan tersebut untuk selalu sadar akan kebersihan.
 Fasilitas di sekolah juga menjadi faktor pendukung yang tidak kalah penting. Adanya fasilitas seperti berbagai laboratorium,UKS dan lain sebagainya akan membuat siswa mudah mengembangkan potensi, serta kegiatan pembelajaran dapat lebih produtif dan atraktif.
 Namun, sekarang ini banyak anak dengan fasilitas memadai, lingkungan sekolah yang nyaman masih saja terkena kasus tawuran, narkoba, dll. Menurut saya, kenakalan remaja itu diakibatkan banyak faktor. Ada faktor keluarga, teman sepermainan dan juga pemikiran anak yang pendek.
  Faktor keluarga yang kurang harmonis sangat mempengaruhi perilaku siswa. Anak yang tidak mendapat kasih sayang di keluarganya otomatis akan mencari perhatian di luar lingkungan keluarganya. Dan bisa saja, menurutnya menjadi seorang yang nakal adalah hal yang menyenangkan.

  Faktor teman sepermainan, anak zaman sekarang biasanya mengikuti teman sepermainannya. Si A ke kanan ya ikut ke kanan. Si B ke kiri ya ikut ke kiri. Misalnya ada anak yang berteman dengan sekumpulan perokok. Disaat dia tidak mau merokok bisa saja temannya berkata “ah cemen lo gak ngerokok. Laki bukan? Hahaha” disaat itu anak akan merasa tertantang dan mencoba hal yang baru.
 Maka dari itu, di sekolah disediakan bimbingan konseling. Bimbingan konseling yang digunakan untuk memantau siswa di sekolah. Namun, tak bisa jika guru BK harus bekerja sendirian. Dibutuhkan kerja sama dari orang tua untuk tercapainya keinginan antara guru dan orang tua.
  Ekstrakulikuler menjadi salah satu jalan untuk mengalihkan waktu anak ke arah yang lebih positif. Ekstrakulikuler yang ada disekolah juga harus beragam. Setiap anak memiliki kemampuan dan potensi berbeda. Dengan pengarahan yang benar maka potensi siswa akan semakin terolah dan lahir menjadi sebuah keahlian. Bukan tanpa alasan, sekolah mengharapkan siswa untuk mampu mengeksplorasi kemampuannya hingga menghasilkan karya ataupun kebanggaan bagi sekolah dan keluarganya.
          Tugas… Tugas… dan Tugas….
 Sebenarnya saya sendiri tidak mengerti bagaimana bisa siswa diharuskan mengerti dari 15 pelajaran sekolah. Bukankah tidak semua siswa mempunyai tingkat intelektual diatas rata-rata? Saya sendiri pernah merasakan bagaimana rasanya kepusingan dihadapi dengan berbagai macam tugas yang menjemukkan.
 Semua belum terjawab, kurikulum pemerintah yang katanya akan segera berubah hingga kini masih tetap seperti ini. Tak ada kemajuan bahkan perubahan sedikit pun tak ada. anak-anak kini disuruh sekolah. Duduk diam di bangku dalam kelas dan diberi ilmu oleh para tenaga pendidik. Belum lagi evaluasi sehabis belajar di kelas, dan tidak lupa pekerjaan rumah yang sering sekali di berikan para tenaga pendidik.
 Pendidikan Indonesia di masa kini memanglah masih menjadi sorotan utama dalam krisis pengembangan Indonesia menjadi bangsa yang maju. Bukan hal yang tak mungkin jika suatu saat nanti setiap anak akan memiliki hak yang sama untuk belajar. Tak memandang status ekonomi, tingkat intelektual dan kesempurnaan bentuk tubuh.
  Bukan hal yang tak mungkin juga suatu saat nanti setiap anak berhak memakai seragam yang sama dengan anak-anak satu sama lain. Bukan hal yang tak mungkin juga suatu saat nanti setiap anak lebih mementingkan sekolah dibanding mencari uang. Bukan hal yang tak mungkin juga suatu saat nanti tak  ada lagi orang yang tak bisa membaca.
 Pesatnya kemajuan teknologi dan informasi harus terus diimbangi dengan pendididkan karakter yang perlu di terapkan disekolah. Agar sisiwa tak hanya menjadi pribadi yang pandai dan cerdas, namun memiliki jiwa keagamaan dan sosial yang tinggi.
      Indonesia menjadi salah satu dari sekian banyak bangsa berkembang yang mencoba membenahi diri untuk menjadi negara lebih maju. SDM (sumber daya manusia) terbaik dibutuhkan, sebagai penerus bangsa. Pendidikan adalah ujung tombak untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Pemerintah harus rela menggelontorkan dana yang tak sedikit untuk subsidi pendidikan bangsa, hingga pendidikan dapat menjangkau daerah-daerah terpencil di indonesia. Pemerataan pendidikan harus dilakukan, karena banyak didaerah terpencil para mutiara bangsa yang ingin melihat dunia dengan berpendidikan. Para oknum tidak bertanggung jawab yang menjadi hambatan harus diberantas. Perlu ada tindakan tegas dari pemerintah.
   Akankah mimpi ini dapat terwujud?.Orang bijak berkata,jika tuhan menghendaki untuk terjadinya sesuatu,maka terjadilah.



Siswa Menulis Isyfi Agni Nukhbatillah

           




        

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenangan

Pintu Menuju Surga